Kajian Arsitektur dan Budaya Modern: Pasar Gambir di Jaman Kolonial

Yulia N. Lukito

16/11/2016
13:00
Multimedia Room, Department of Architecture FTUI

Untuk memperingati penobatan Ratu Wilhelmina, Pemerintah Hindia Belanda di Batavia mengadakan pesta berupa Pasar Malam di lapangan Koningsplein, atau dikenal sebagai Lapangan Gambir. Penyelenggaraan Pasar Gambir ini mengikuti tradisi world fair yang melanda dunia Barat sejak pertengahan abad ke-18 seperti pameran Crystal Palace di London.

Selain menjadi ajang pameran teknologi, industri dan seni, Pasar Gambir menampilkan inovasi arsitektur yang menggabungkan arsitektur Timur dan Barat. Pasar Gambir juga menjadi negotiated space antara Belanda dan pribumi dan ajang bersosialisasi para pengunjung dalam memantapkan status sebagai kaum menengah modern.

Strategi menggunakan pameran dan arsitektur dalam mendukung kepentingan penguasa ternyata telah menyebar melintasi benua seperti yang Belanda lakukan melalui Pasar Gambir untuk me-modern-kan koloni. Ide penggunaan pameran dan arsitektur seperti Pasar Gambir bahkan tetap hadir setelah Indonesia merdeka dalam bentuk yang lain. Seperti apakah arsitektur yang ditampilkan pada Pasar Gambir dan adakah arti lain dari ephemeral vista dan gemerlapnya Pasar Gambir bagi penyebaran budaya modern jaman kolonial?